Turnover Perusahaan Adalah
Tips Mengoptimalkan Inventory Turnover Ratio
Untuk meningkatkan inventory turnover ratio, perusahaan dapat mengadopsi beberapa langkah berikut:
Efek Turnover Karyawan Terhadap Perusahaan
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini juga bisa dijadikan sebagai bentuk perhatian lebih. Karena, akan ada efek dari semua data yang tersaji. Seperti, mengeluarkan biaya lebih.
Sementara, apa yang diharapkan belum mampu menempuh harapan. Tetapi, badai pegawai keluar selalu dan terjadi. Sehingga, semua orang akan berpikir bahwa, apa yang disampaikan oleh karyawan lain itu benar.
Selain itu efek terbesar ketika kondisi ini dibiarkan begitu saja adalah kebangkrutan. Saat industri tidak bisa bergerak sama sekali dan hanya berjala di tempat. Maka, sudah jadi pertanda seta perhatian cukup besar.
Bukan hanya bagi keuangan saja, untuk Supervisor dan manager cukup membingungkan. karena, harus mengulangi kembali dari titik awal dan hal tersebut terjadi dan terus berulang. Pasti ada titik jenuh dan bisaMelihat efeknya begitu besar maka, jangan samai melewatkan membuat data ini. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan bisa dipelajari sendiri dengan mudah dan melakukan analisisnya.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Harga Murah
Kost Jakarta Harga Murah
Kost Bandung Harga Murah
Kost Denpasar Bali Harga Murah
Kost Surabaya Harga Murah
Kost Semarang Harga Murah
Kost Malang Harga Murah
Kost Solo Harga Murah
Kost Bekasi Harga Murah
Kost Medan Harga Murah
Inventory turnover adalah metrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola persediaan barang dan menjaga keseimbangan antara persediaan yang ada dan tingkat penjualan.
Metrik tersebut berguna untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat memutar persediaan atau pengelolaan aset yang dimiliki dalam periode waktu tertentu.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait inventory turnover ratio, rasio inventory turnover yang baik, cara menghitung inventory turnover, hingga tips untuk mengoptimalkannya.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Tahunan
Periode waktu pertama yang dipilih pertama adalah tahunan. Dimana, periode yang dihitung adalah sejak awal bulan yaitu Januari hingga akhir di bulan Desember. Untuk rumus perhitungannya seperti ini.
Jumlah pegawai berhenti : (karyawan bulan Januari + Pegawai bulan Desember/2) x 100
Untuk memahami cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan di atas coba lihat ilustrasi berikut. Sebuah perusahaan A dalam satu tahun mempunyai 50 tenaga kerja berhenti.
Sementara pada bulan Januari dan desember bila dijumlah dan dibagi 2 maka hasilnya adalah 50. Selanjutnya, angka tersebut akan dibagi dengan 50 kembali lalu dikalikan 100. Maka, jumlahnya adalah 100%.
Hal ini menjadi salah satu kondisi kurang baik. Bila terus dibiarkan maka mereka akan mengalami kerugian. Mulai dari mengeluarkan biaya untuk rekrutmen sampai pelatihan sampai produktivitas.
Keadaan tersebut akan semakin meresahkan bila perhitungan tersebut adalah tahun ke dua dan hasilnya menunjukkan grafik naik. Bisa dikatakan banyak orang merasa malas dan tidak bahagia di perusahaan A.
Mengenal Perbedaan Interview HR dan Interview User
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Involuntary Employee
Langkah terakhir adalah Imvoluntary, bila contoh di atas adalah tenaga kerja yang ingin keluar karena diri sendiri. Untuk teknik ini sendiri sebaliknya, dimana perusahaan sendiri yang memintanya.
Untuk alasannya sangat banyak dan beragam. Mulai dari performa mereka sudah menurun sehingga, harus dikeluarkan. Bila tetap dipertahankan akan mempengaruhi kinerja buruk karyawan lainnya atau adanya perampingan.
Bisa juga karena, mereka mendapatkan mutasi ke tempat lain. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan teknik Involuntary Employee sebagai berikut,
Jumlah involuntary : rata-rata involuntari x 100
Dari sekian banyak teknik, hanya ini yang sedikit berbeda. Dimana, semakin tinggi angkanya, maka setiap industri harus memilirkan teknik tepat dalam perekrutan. Agar kompetensinya jauh melebih hari ini.
5 Contoh Portofolio Menarik, Pelajari Cara Membuatnya yang Baik dan Benar
Contoh Perhitungannya
Sebuah perusahaan jasa percetakan sedang ingin menghitung rasio perputaran asetnya dalam satu kuarter periode kerja.
Perusahaan mencatatkan nilai aset di periode awal dengan nilai sebesar Rp 4.547.000 dan pada periode berakhir setelah depresiasi mencatatkan nilai sebesar Rp 3.450.000.
Dalam laporan penjualan toko, perusahaan percetakan sukses meraup keuntungan sebesar Rp 11.250.000 dengan adanya pengembalian penjualan sebesar Rp 450.000.
Berapa rasio perputaran aset dari perusahaan jasa percetakan pada periode tersebut?
Penjualan Kotor – Sales Return = 11.250.000 – 450.000 = 10.800.000
Rata-rata Aset = (Aset Awal + Aset Akhir) / 2 = (4.547.000 + 3.450.000) / 2 = 3.998.500
Penjualan Bersih / Rata-rata Aset = 10.800.000 / 3.998.500 = Rp 2,701
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pendapatan dari setiap nilai Rp 1 dalam aset, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,701.
Budaya di Tempat Kerja yang Toxic
Budaya kerja yang toxic adalah salah satu alasan yang benar-benar membuat meroketnya pergantian karyawan.
Ketika orang merasa terus-menerus stres, diabaikan, takut membuat kesalahan kecil, atau mengalami intimidasi di tempat kerja, kemungkinan besar, mereka akan kehilangan motivasi dan tidak akan melihat diri mereka bertahan dengan majikan mereka saat ini.
Solusi: Buatlah rencana untuk membuat budaya perusahaan menjadi lebih sehat
Untuk mencegah peningkatan pergantian karyawan karena masalah budaya tempat kerja:
Apa Itu Inventory Turnover?
Inventory turnover adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa sering perusahaan menjual dan mengganti persediaan dengan membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dengan rata-rata persediaan dalam periode tertentu.
Rasio itu mengacu pada jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi jumlah hari dalam periode tersebut dengan rasio perputaran persediaan.
Rumus atau cara menghitung inventory turnover ratio adalah:
Inventory Turnover = Harga pokok penjualan (HPP) / Nilai rata-rata persediaan1
Dengan menghitung inventory turnover, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa cepat persediaan berputar dan berapa kali persediaan dijual dan digantikan dalam satu periode waktu.
Jika hasilnya rendah, rasio itu menunjukkan bahwa persediaan berputar lambat dan perusahaan mungkin memiliki persediaan yang terlalu besar atau tidak efisien dalam manajemen persediaan.
Sebaliknya, rasio yang tinggi menunjukkan persediaan berputar dengan cepat. Secara umum, rasio inventory turnover yang baik adalah rasio yang tinggi. Namun, rasio yang sangat tinggi juga dapat menunjukkan risiko kekurangan persediaan.
Kurangnya Pengembangan Profesional
Ini adalah salah satu penyebab tingkat turnoveryang tinggi. Karyawan secara alami mencari pertumbuhan karir. Aspirasi ini tidak hanya berarti pertumbuhan finansial tetapi sebagian besar pengembangan profesional.
Oleh karena itu, jika Anda tidak menawarkan vektor pengembangan karir karyawan Anda, kemungkinan besar, Anda akan melihat mereka pergi sebentar lagi.
Solusi: Buat program pengembangan profesional
Untuk mengatasi masalah ini:
Informasi mengenai coaching karyawan dapat dilihat melalui artikel ini Apa Itu Coaching? Pahami Metode dan Tujuannya untuk Karyawan.
Keterikatan yang Lemah dengan Visi dan Tujuan Perusahaan
Seiring dengan pertumbuhan karir, orang ingin pekerjaan mereka memiliki tujuan, dan idealnya, untuk melihat bagaimana masukan khusus mereka membawa perubahan menjadi lebih baik bagi seluruh organisasi.
Seringkali, karena kurangnya pemahaman tentang peran keterikatan dan komunikasi yang buruk di dalam perusahaan, orang-orang akan mulai merasa pekerjaan mereka tidak ada artinya dan dengan demikian mencari peluang kerja lain di tempat lain, berkontribusi pada pergantian karyawan secara sukarela.
Solusi: Buat lebih banyak transparansi kepada karyawan.
Untuk mengatasi masalah ini:
Perencanaan Permintaan yang Akurat
Analisis permintaan pasar yang baik dapat membantu perusahaan memprediksi dan merencanakan kebutuhan persediaan dengan lebih baik.
Ini memungkinkan perusahaan memiliki persediaan yang sesuai dengan permintaan aktual, menghindari kelebihan, atau kekurangan persediaan.