Sejarah Peradaban Romawi Kuno

Sejarah Peradaban Romawi Kuno

Ciri – Ciri Fisik Bangsa Arya dan Dravida

Kepercayaan bangsa Romawi Kuno

Pada awalnya, kepercayaan bangsa Romawi adalah animisme dan politeisme.

Masyarakatnya percaya terhadap roh-roh leluhur, dan sebagian lainnya percaya terhadap dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuasaan terhadap manusia ataupun alam.

Kepercayaan terhadap dewa-dewa ini dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan Yunani.

Kemudian pada masa pemerintahan Tiberius (14-37 M), tumbuh agama baru yaitu Kristen.

Penyebaran agama Kristen oleh Santo petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monoteisme.

Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius (378-395 M), agama Kristen dinyatakan sebagai agama resmi negara.

Baca juga: Konflik Jalur Bukit Chittagong: Latar Belakang dan Pemberontakan

Runtuhnya Peradaban Bangsa Dravida

Peradaban Sungai Indus mengalami masa – masa kemunduran pada milenium kedua Sebelum Masehi dan nyaris lenyap pada 1500 SM ketika kedatangan bangsa Arya yang menyerbu daerah barat laut India. Beberapa teori menyatakan bahwa jatuhnya peradaban Sungai Indus diakibatkan oleh kekeringan yang dahsyat yang dialami oleh bangsa Dravida. Dimungkinkan hal tersebut berasal dari letusan gunung berapi karena letaknya berada di dekat kaki gunung. Faktor wabah penyakit juga dikaitkan dengan kemusnahan peradaban Dravida pada saat itu. Namun dugaan paling kuat adalah Bangsa Arya yang memporak – porandakan kebudayaan Bangsa Dravida.

Hal ini sesuai dengan Kitab Weda yang menyatakan bahwa bangsa yang dikalahkan adalah bangsa Dahsyu yang tak berhidung. Dugaan tersebut didasarkan pada anggapan bahwa mereka tidak suka berperang yang terlihat dari kurangnya teknologi persenjataan mereka dengan kualitas ujung tombak maupun pedang mereka. Bukti lain yaitu adanya tulang belulang yang berserakan di ruangan besar menuju pemandian dimana tulang belulang wanita dan anak – anak tersebut berbentuk fisik seperti menggeliat yang mengindikasikan adanya serangan apalagi dilihat dari bentuk leher yang terbawa ke bagian kepala ketika kepala itu terlepas dari tubuh. Diduga sekitar tahun 500 SM kota peradaban Dravida runtuh.

Runtuhnya kebudayaan lembah Sungai Indus dapat dibedakan menjadi beberapa teori, diantaranya :

Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, selanjutnya tidak lama berselang Bangsa Arya masuk ke India lewat Iran. Saat itulah dimulai masa baru dalam perkembangan kebudayaan bangsa Arya. Pada perkembangannya terjadi percampuran kebudayaan antara Arya dan Dravida yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui sekarang ini.

Sebelum mengenal pertandingan seperti UFC, bagaimana pertunjukan tarung zaman dulu? Pada masa Romawi Kuno, masyarakat Romawi dipuaskan dengan pertunjukan para gladiator di arena. Seperti namanya, "gladiator" memiliki arti "pemegang pedang" karena gladius memiliki arti "pedang".

Mulai naik popularitas pada abad ke-1 SM hingga abad ke-2 Masehi, tarung gladiator mulai turun pamor hingga menghilang pada abad ke-4 Masehi. Meski begitu, sejarah telah mencatat berbagai sosok gladiator ulung yang mewarnai sejarah. Inilah tujuh sosok gladiator legendaris dari sejarah Romawi Kuno.

Marcus Attilus lahir sebagai seorang warga Romawi merdeka. Meski begitu, Marcus mendaftar ke sekolah gladiator atas kemauannya sendiri. Pada saat itu, pertarungan para gladiator dibagi secara merata berdasarkan pengalamannya: pendatang baru melawan pendatang baru hingga veteran melawan veteran.

Saat bertarung di Pompeii, Marcus yang masih baru malah dihadapkan dengan Hilarus, seorang gladiator veteran yang memenangkan 12 dari 14 pertarungan sekaligus jagoan Kaisar Nero. Tidak mau kalah, Marcus malah membuktikan dirinya dengan mengalahkan Hilarus.

Setelah Hilarus, Marcus dihadapkan juga dengan seorang petarung hebat, Lucius Raecius Felix, yang memenangkan 12 pertarungan dan belum pernah kalah. Hasilnya, lagi-lagi Marcus yang keluar sebagai pemenang. Kepahlawanan Marcus lalu diabadikan dalam bentuk gambar grafiti di luar Gerbang Nocerian, Pompeii.

Populer pada abad ke-1 Masehi, Spiculus mengawali kariernya dengan bersekolah gladiator di kota Capua, Italia Selatan. Seperti Marcus, Spiculus juga dihadapkan dengan veteran pemenang 16 pertandingan, Aptonetus. Kejutan, Spiculus tidak hanya mengalahkan Aptonetus, melainkan juga membunuhnya.

Kemenangan Spiculus membuatnya jadi kesayangan Kaisar Nero, sehingga sang Kaisar menghujani Spiculus dengan hadiah dan kemewahan. Bahkan, Spiculus diberikan sebuah istana tersendiri! Namun, hal ini tak membuat Spiculus setia kepada Nero.

Pada 68 Masehi, Nero menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Gaius Julius Vindex. Sudah terpojok dan tak akan selamat, Nero mengharapkan Spiculus yang membunuhnya. Namun, Spiculus tak kunjung datang. Akhirnya, Nero memutuskan untuk bunuh diri.

Mungkin kamu mengenalnya sebagai karakter yang diperankan oleh Joaquin Phoenix. Di usia ke-16, Commodus memerintah Romawi Kuno bersama ayahnya, Marcus Aurelius. Namun, setelah Aurelius meninggal pada 180 Masehi, Commodus memegang kekuasaan tunggal.

Dikenal sebagai seorang diktator bengis, Commodus kerap menyamakan dirinya dengan Hercules, putra Jupiter yang super kuat. Hal ini terlihat dari berbagai patung Commodus yang dipahat mengenakan kulit singa (seperti Heracles dengan kulit Singa Nemea).

Selain kaisar, Commodus juga adalah seorang gladiator yang tak terkalahkan. Tentu saja, tak ada gladiator yang berani melawan sang Kaisar atau bisa kena ganjaran hukuman mati. Jadi, mereka menyerah dan Commodus pun menang. Tak puas, Commodus juga bertarung melawan hewan buas dan (tentu saja) menang.

Pada 192 Masehi, Commodus akhirnya menemui ajalnya di ajang gulat. Gagal diracun, Commodus akhirnya setuju untuk bertarung gulat dengan Narcissus, yang kemudian mencekiknya hingga wafat pada usia 31 tahun.

Baca Juga: 10 Kaisar Romawi yang Mengakhiri Hidupnya dengan Tragis

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Memiliki garis keturunan dari Suriah, Flamma (yang berarti "api") naik pamor sebagai gladiator unggul saat pemerintahan Kaisar Hadrian. Bertarung di Sisilia, Flamma membukukan 34 pertandingan. Dari 34 pertandingan tersebut, Flamma menang 21 kali. Meski kalah 13 kali, Flamma tetap dibiarkan hidup oleh wasit.

Karena kehebatannya, Flamma sempat ditawarkan untuk bebas dari posisi gladiator sebanyak empat kali. Namun, Flamma tetap menolak dan bertarung hingga akhirnya wafat pada usia 30 tahun, lagi-lagi usia yang tergolong jauh dibanding gladiator lain yang umumnya wafat di usia 20-an.

Kisahnya diadaptasi oleh dunia hiburan. Spartacus (Σπάρτακος) tercatat sebagai warga Suku Trakia yang dijual dan menjalani pelatihan gladiator di Capua. Meski begitu, Spartacus sebenarnya tidak pernah bertarung. Muak dengan siksaan di sekolah gladiator, Spartacus memimpin 70 gladiator muda untuk kabur ke Gunung Vesuvius pada 73SM.

Lalu, didukung oleh ratusan ribu pasukan, Spartacus memulai Perang Budak Ketiga pada 72SM. Terlihat makin kuat, Senat Romawi lalu menugaskan Marcus Licinius Crassus untuk meredam pemberontakan Spartacus dan kawan-kawan. Nahas, Crassus berhasil meredam dan menghabisi Spartacus beserta pasukannya.

Mereka yang selamat dari pasukan Spartacus ditangkap lalu disalibkan oleh Crassus. Masih menjadi misteri, konon, tubuh Spartacus tak ditemukan meski diyakini wafat di medan peperangan di Sungai Siler.

Selain Spartacus, Crixus juga termasuk dalam 70 gladiator yang kabur dari sekolah gladiator di Capua. Gladiator yang berasal dari kaum Galia ini dipilih menjadi salah satu dari tiga pemimpin selaim Spartacus dan Oenomaus. Bersama mereka, Crixus ikut bertempur dalam Perang Budak Ketiga.

Pada akhir 73SM, Crixus dan sekitar 30.000 pengikutnya memisahkan diri dari Spartacus karena alasan yang tidak dijelaskan. Lalu, pada 72 SM, Crixus dan pasukannya bertempur dengan pasukan Romawi dekat Monte Gargano dan sayangnya, mereka gugur dalam pertempuran tersebut.

Spartacus mendengar bahwa Crixus wafat di medan pertempuran dengan berani. Lalu, Spartacus mengadakan pertunjukan gladiator kecil-kecilan dan memaksa serdadu Romawi untuk bertarung hingga wafat. Sekitar 300 sampai 400 serdadu Romawi wafat karenanya.

Salah satu kelas gladiator adalah bestiarii (petarung hewan). Dari para gladiator bestiarii, Carpophorus adalah yang paling terkenal. Malah, ia lebih terkenal membunuh hewan dibanding bertarung dengan sesama gladiator di Colosseum.

Carpophorus sudah biasa bertarung dengan singa, beruang, macan, dan badak yang berukuran lebih besar. Konon, Carpophorus dikisahkan membunuh 20 hewan berbeda dalam satu kali pertempuran. Saking hebatnya, sang gladiator sampai disebut mirip Hercules.

Itulah tujuh sosok gladiator paling terkenal dalam sejarah Romawi Kuno. Bukan main tangguhnya, dan mungkin lebih tangguh dari petarung masa kini! Dari ketujuh sosok gladiator tersebut, mana yang menurutmu paling memorable?

Baca Juga: Ini Rasanya Jadi Budak di Masa Pemerintahan Romawi Kuno

Faktor Eksternal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno

Selain dipengaruhi oleh faktor internal, runtuhnya peradaban ini juga dipicu oleh faktor eksternal. Beberapa penyebabnya antara lain serangan Goth, Hun, Vandals dan Alamanni, penurunan perdagangan dan ekonomi, penurunan pendapatan dan sumber daya hingga penyebaran penyakit.

Baca juga: Peradaban India Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya

_______________________________________

Peradaban Romawi kuno menjadi peradaban tua dunia. Namun, segala aspek yang ada di dalamnya masih sangat menarik dipelajari. Seperti halnya bagaimana sistem perekonomian peradaban Romawi kuno, sistem kepercayaan apa yang dianut serta peninggalan yang masih eksis saat ini.

Seru juga ya, belajar peradaban Romawi Kuno, Sobat Pijar? Gimana, tertarik untuk belajar materi peradaban kuno lainnya? Yuk, mulai belajar di Pijar Belajar sekarang juga! Ada banyak sekali materi asupan belajar yang bisa kamu akses dalam bentuk video materi, rangkuman, mini quiz, hingga latihan soal. Lengkap banget, ‘kan?

Tunggu apa lagi? Yuk, unduh aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!

Hukum Romawi memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan hukum di dunia Barat.

Agama Romawi Kuno bersifat politeis, dengan banyak dewa dan dewi.

Kejatuhan Kekaisaran Romawi

Beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat adalah invasi bangsa barbar, masalah ekonomi, dan korupsi.

Pembagian Kekaisaran:

Kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua bagian, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur (Bizantium). Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, sedangkan Romawi Timur bertahan hingga tahun 1453.

Hukum Romawi menjadi dasar bagi sistem hukum di banyak negara Eropa.

Bahasa Latin, bahasa resmi Kekaisaran Romawi, menjadi dasar bagi banyak bahasa Eropa.

Bangunan-bangunan Romawi seperti Colosseum dan Pantheon masih berdiri hingga saat ini.

Sistem pemerintahan Romawi memengaruhi perkembangan pemerintahan di banyak negara.

Topik-topik menarik lainnya yang bisa Anda pelajari:

Petarung profesional yang menghibur penonton di Colosseum.

Kisah-kisah tentang dewa-dewi Romawi.

Kehidupan sehari-hari:

Bagaimana orang Romawi kuno hidup dan bekerja.

Seni dan sastra Romawi:

Karya-karya seni dan sastra yang dihasilkan oleh peradaban Romawi.

Apakah ada topik spesifik tentang Romawi Kuno yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan:

Siapa kaisar Romawi yang paling terkenal?

Apa perbedaan antara republik dan kekaisaran?

Bagaimana sistem perbudakan bekerja di Roma Kuno?

Apa saja peninggalan Romawi yang masih bisa kita lihat saat ini?

Bangsa Romawi adalah penduduk kota Roma. Kota Roma dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine. Diceritakan bahwa Romulus adalah raja pertama Roma, dan pendirian Roma secara tradisional terjadi pada 753 SM. Menurut legenda, Romulus merupakan keturunan pahlawan Troya, Aineias, yang bermigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan Troya.

Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi Republik Romawi. Pada masa kerajaan, tiga raja terakhir Romawi berasal dari bangsa Etruria (Toscana modern). Pada waku itu, bangsa Etruria adalah orang-orang yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa Etruria juga mengajari bangsa Romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni, dan agama.

Romawi memenangkan serangkaian perang melawan musuh maupun sekutunya sendiri di daerah Latium. Pada abad ketiga SM, Romawi sukses menaklukan sebagian besar semenanjung Italia. Taras (kelak Tartentum) meminta Pirrhos dari Epiros untuk membebaskan kota-kota Yunani di Italia yang dikuasai oleh Romawi. Pirrhos memenangkan beberapa pertempuran (281-275 SM), namun kehilangan banyak sekali pasukan. Karenanya, Pirrhos pernah berkata, "jika sekali lagi kita menang, kita tetap akan dihancurkan oleh Romawi". Hingga kini, ungkapan "Kejayaan Pirrhos" diucapkan untuk menyatakan suatu kemenangan dengan pengorbanan yang besar.

Pada akhirnya, Romawi mengalahkan Yunani pada Pertempuran Beneventum (275 SM), dan Pirrhos harus angkat kaki dari Italia.

Pada saat kampanye militer Pirrhos di Italia dan Sisilia, Kartaghe merupakan sekutu Romawi, karena Pirrhos juga menyerang kota Kartaghe di Sisilia. Tetapi, di kemudian hari Romawi tertarik untuk menguasai Spanyol dan kepulauan Sardinia dan Korsika, yang saat itu dikendalikan oleh Kartaghe. Maka Kartaghe pun berkonfrontasi melawan Romawi dan terjadilan Perang Punik Pertama (264-241 SM). Pada akhirnya Kartaghe terpaksa harus menyetujui perjanjian dari Romawi.

Yang paling terkenal adalah Perang Punik Kedua (218-201 SM) ketika Kartaghe dipimpin oleh jenderal Hannibal Barca. Dengan membawa pasukan besar dari Kartaghe, Hannibal menginvasi Italia dan mengalahkan banyak legion Romawi. Hannibal menggunakan strategi serangan kejutan dan memenangkan pertempuran di Sungai Trebia (218 SM) dan di Danau Trasimene (217 SM). Pada Pertempuran Cannae, Hannibal kembali menunjukkan kehebatannya. Sementara Hannibal memimpin pasukan utamanya untuk menahan pasukan Romawi, sisa pasukannya mengelilingi pasukan Romawi dan memotong jalan keluar mereka. Pasukan Romawi lalu dihantam baik dari belakang maupun dari kedua sayap. Semua konsul dan dua mantan konsul Romawi terbunuh dalam pertempuran itu.

Romawi mengalami kerugian yang hebat namun mereka tidak menyerah pada Hannibal. Romawi lalu menunjuk salah satu jenderalnya, Quintus Fabius Maximus Kunktator, sebagai diktator. Strategi Fabius cukup sederhana: ikuti dan ganggu pasukan Hannibal, namun jangan lakukan pertempuran terbuka. Ini adalah jenis perang gerilya. Pada saat yang sama, Romawi mengirim pasukan yang dipimpin oleh Scipio bersaudara untuk menyerang basis Kartaghe di Spanyol, namun mereka terbunuh pada 211 SM. Scipio lain (anak dari salah satu Scipio yang terbunuh, kelak dikenal sebagai Scipio Afrikanus) memimpin serangan susulan dan berhasil menguasai Karthage Nova (Karthage baru) di Spanyol. Dia juga berhasil mengalahkan dan mengusir Hasdrubal Barca (adik Hannibal) dari Spanyol. Hasdrubal berusaha bergabung dengan kakaknya di Italia, namun usahanya digagalkan. Hasdrubal dikalahkan pada Pertempuran Metaurus (207 SM). Dengan perginya Kartaghe dari Spanyol, Scipio mengalihkan perhatiannya ke pusat pemerintahan Kartagahe, yaitu di Afrika. Hannibal tak punya pilihan selain meninggalkan Italia dan kembali ke Kartaghe.

Sebuah pertempuran besar terjadi di Zama pada 202 SM. Hannibal dan Scipio belum pernah bertempur sebelumnya, namun Scipio telah mempelajari taktik dan strategi Hannibal. Kali ini, pasukan kavaleri Romawi jumlahnya lebih banyak, dan Scipio menggunakan metode pengepungan milik Hannibal. Scipio mengirimkan pasukan kavalerinya untuk menyerang pasukan Hannibal dari belakang. Pada akhirnya, Kartaghe lagi-lagi harus menyetujui perjanjian damai hasil bikinan Romawi.

Tetapi, perdamaian dengan Kartaghe tidak menghentikan Romawi untuk mencari daerah jajahan baru di luar Italia. Pada saat kampanye militer Kartaghe di Italia, Filipos V (Philip V) dari Makedonia ikut membantu Kartaghe. Akibatnya Romawi pun menyerang Makedonia. Filipos V dikalahkan pada pertempuran di Kinosefalai (197 SM). Sekutu Filipos, Antioklos dari Suriah dan Asia Minor, juga ikut diserang dan dikalahkan. Di kemudian hari, Romawi kembali berperang melawan Makedonia, kali ini Makedonia dipimpin oleh putra Filipos V, yaitu Perseus. Makedonia dikalahkan pada pertempuran di Pidna (168 SM) dan Makedonia pun menjadi daerah jajahan Romawi.

Sementara itu Kartaghe di Afrika dan Korintus di Yunani bangkit melawan Romawi. Namun Romawi mampu mengalahkan mereka. Pada 146 SM, Romawi membakar habis kota Kartaghe dan Korintus. Romawi juga menjual semua penduduk Korinthos sebagai budak dan mengambil semua benda seni mereka. Dengan demikian, Afrika dan Yunani pun menjadi daerah kekuasaan Romawi.

Pada abad pertama SM, terjadi pemberontakan sipil di kota Roma. Para jenderal Romawi (yang sekalgus merupakan gubernur) saling memperebutkan kekuasaan. Pada 49 SM, terjadi lagi perang sipil antara Julius Caesar dan Pompey Magus. Caesar berhasil mengalahkan Pompey dan kembali ke Roma untuk membuat beberapa perubahan pada sistem politik Romawi. Namun dia dibunuh pada 44 SM. Persekutuan sementara didirikan oleh Oktavianus (keponakan Caesar), dan Markus Antonius (Mark Antony), salah satu anak buah Caesar. Mereka berbagi kekuasaan, Oktavianus memerintah wilayah barat, sedangkan Antonius mengurusi wilayah timur, seperti Yunani dan Suriah. Suatu hari, Antonius jatuh cinta pada Cleopatra, ratu Mesir dan mantan kekasih Caesar. Antonius lalu menceraikan saudari Oktavanianus dan menikahi Cleopatra, akibatnya terjadi perang antara keduanya. Oktavianus berhasil mengalahkan Antonius pada pertempuran laut di Aktium pada 31 SM. Antonius dan Cleopatra lalu bunuh diri.

Sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan, Oktavianus pun menjadi kaisar pertama Romawi pada 30 SM. Pada 27 SM, Oktavianus kembali ke Roma dan mulai melakukan reformasi pemerintahan. Namanya diganti menjadi Augustus Caesar. Romawi akhirnya kembali pulih setelah perang sipil yang panjang. Karya-karya Virgilus dan Ovidius bermunculan pada periode ini.

Selama perang sipil, Romawi memberikan kewarganegaraan Romawi pada para sekutunya, setelah Perang Sosial (91-89 SM). Pada masa Julius Caesar, kewarganegaraan boleh diberikan pada orang non-Italia, misalnya orang Galia, dan pada orang yang ingin tinggal di Kekaisaran Romawi. Salah satu warga Romawi yang terkenal adalah Saulus yang Yahudi, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus.

Banyak di antara kaisar Romawi yang tak dilahirkan di kota Roma. Mungkin satu-satunya syarat untuk menjadi kaisar Romawi adalah harus warga Romawi. Kadanag, Senat memilih orang sebagai kaisar, namun di lain waktu, kandidat kaisar dicalonkan oleh pasukan Romawi di berbagai provinsi.

Augustus meninggalkan dinasti di Romawi setelah dia meninggal pada 41 M. Dia diteruskan oleh pemerintahan Tiberius (14-37 M), Caligula (37-41 M), Klaudius (41-54 M) dan Nero (54-68 M). Dinasti itu berakhir setelah kaisar Nero wafat pada 68 M. Dia bunuh diri setelah rakyatnya memberontak padanya. Setelah Nero, Romawi dipimpin oleh tiga kaisar dan masa pemerintahan mereka berlangsung pendek.

Pada 69 M, gubernur Romawi, Vespasianus (69-79 M), menjadi kaisar dan mendirikan dinasti yang baru. Di digantikan oleh putranya Titus (79-81 M) dan Domitianus (81-96 M).

Kekaisaran Romawi mencapai level dan stabilitas yang baru ketika dipimpin oleh kaisar Trajanus (98-117 M), Hadrianus (117-138 M) dan Antoninus Pius (138-161 M). Markus Aurelius (161-180 M) harus menjalani serangkaian pertempuran melawan kaum barbar di perbatasan Romawi. Dia digantikan oleh Kommodius, yang dibunuh pada 192 M. Pada abad ketiga M, terjadi gejolak dan pemberontakan di Romawi yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.

Kaisar Diocletianus (284-305 M) dan koleganya Maximianus berusaha membangun kembali kekaisaran. Pengganti Diocletianus adalah Konstantius, yang merupakan ayah Constantinus Agung (312-337 M). Adalah Constantinus yang memindahkan ibukota ke Bizantium, yang namanya diganti menjadi Konstantinopel. Constantinus juga menjadikan Nasrani sebagai agama negara, walaupun dia sendiri baru dibaptis menjelang saat-saat kematiannya.

Pada abad keempat Masehi, perbatasan Romawi mendapat tekanan hebat dari kaum barbar, terutama oleh kaum Jerman. Kekaisaran Romawi lalu dibagi menjadi dua (394), dan masing-masing dipimpin oleh putra-putra kaisar Theodosius: Honorius memerintah di Romawi Barat, dan Arkadius berkuasa di Romawi Timur. Ada dua kelompok kaum Goth yang paling merusak Romawi, yaitu Visigoth dan Ostrogoth. Kaum Visigoth, dipimpin oleh Alarik, menyerang kota Roma pada 410 M. Karena hal ini, Honorius memanggil pulang legionnya yang sedang bertugas di Britania dan menyuruh mereka untuk mengabaikan daerah tersebut. Romawi Barat lalu diserang oleh Attila orang Hun, yang pasukannya berasal dari Asia Tengah. Attila dikalahkan pada Pertempuran Chalons di Perancis pada 451 M. Attila meninggal pada 453 M, namun setahun sebelumnya Atilla sempat menghancurkan daerah Aquileia di Italia Utara.

Adalah kaum Ostrogoth yang berhasil menaklukan Kekaisaran Romawi Barat. Pemimpin Ostrogoth, Odoaker, mengangkat dirinya sebagai Raja Italia. Dia juga mengasingkan kaisar terakhir Romawi, Romulus Augustus, ke Campagnia pada 76. Kaum Ostrogoth lainnya, dipimpin oleh Theodorik Agung, menginvasi Italia pada 489 M dan mendirikan kerajaan di Italia utara pada 493 M. Masa pemerintahan Theodorik berakhir pada 526 M, namun legendanya tetap abadi. Theodorik menjadi pahlawan dalam mitologi Norwegia, dan dia dikenal sebagai Dietrich dari Verona (atau Theodorik dari Bern).

KOMPAS.com - Romawi Kuno adalah sebutan bagi peradaban bangsa Romawi yang dibangun sejak sekitar tahun 800 SM.

Peradaban ini dibangun dan dikembangkan oleh masyakatnya di wilayah semenanjung Apenina, atau sekarang dikenal sebagai Italia.

Perkembangan Romawi dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang berada di wilayah strategis, yaitu di kawasan Laut Tengah, sehingga cocok untuk perdagangan.

Selain itu, lokasinya yang dikelilingi tujuh bukit membuatnya aman dari serbuan bangsa asing.

Romawi memiliki iklim yang nyaman dan tanah yang subur untuk kegiatan pertanian.

Menurut perkembangannya, pemerintahan Romawi Kuno dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Zaman Kerajaan Romawi (750-510 SM), Zaman Republik Romawi (510-31 SM), dan Zaman Kekaisaran Romawi (31 SM-476 M).

Kekaisaran Romawi tumbuh menjadi kekaisaran terbesar di dunia pada abad kuno dengan populasi mencapai 20 persen dari total populasi dunia dan wilayahnya seluas 5 juta persegi pada 117 M.

Baca juga: Sejarah Peradaban Mesopotamia

Menurut cerita rakyat, munculnya peradaban Romawi Kuno diawali dengan didirikannya Kota Roma oleh dua pemuda bernama Remus dan Remulus pada 750 SM.

Kedua tokoh tersebut adalah anak kembar dari Rhea Silva, keturunan seorang pahlawan dari Troya.

Penguasa pertama Romawi adalah Romulus, dengan daerah kekuasaan terbatas di Kota Roma dan sekitarnya.

Pada 550 SM, Kota Roma dikuasai oleh bangsa Etruska, keturunan orang Mycenaea yang berlayar dari Yunani.

Perubahan sistem pemerintahan kemudian terjadi secara dramatis pada 509 SM, ketika rakyatnya menggulingkan Raja Tarquin, raja terakhir di Kerajaan Romawi.

Kerajaan (753-509 SM)

Pada tahun 753-509 SM merupakan masa-masa Romawi awal berdiri. Pada masa ini Roma masih dipimpin oleh seorang raja. Raja didampingi oleh senat yang merupakan wakil dari para suku di sekitar lokasi kerajaan.

Namun, karena catatan sejarah yang masih terbatas, rupanya menyebabkan masih banyak aspek Monarki Romawi yang menjadi subjek perdebatan akademis. Bahkan sampai saat ini masih banyak peneliti yang melakukan studi lanjut tentang sistem pemerintahan monarki Romawi kuno.

Setelah melampaui sistem pemerintahan monarki pada awal Romawi kuno, berikutnya sistem pemerintahan yang diterapkan adalah Republik. Hal ini dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (509 SM) yang juga diikuti dengan berbagai macam perang saudara.

Pada masa Republik Romawi juga terjadi perang yang amat terkenal yaitu Perang Punic antara Kekaisaran Kartago melawan Republik Romawi. Tokoh Romawi kuno yang tersohor kala itu adalah Lucius Tarquinius Superbus.

Sebagai salah satu peradaban tertua yang ada di dunia, peradaban Romawi kuno memiliki banyak sekali mitologi dibandingkan dengan peradaban lainnya.

Selain itu, kekaisaran Romawi kuno menjadi kekaisaran terkuat sepanjang sejarah sehingga membuat peradaban ini sangat menarik untuk dikulik lebih jauh. Umur peradaban ini mencapai 1500 tahun lamanya.

Baca juga: Peradaban Cina Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya

Faktor Internal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno

Keruntuhan peradaban kuno Romawi tidak dapat dipungkiri bahwa juga dipengaruhi oleh faktor internal. Beberapa diantaranya korupsi dan kegagalan pemerintahan, krisis militer, krisis ekonomi, krisis sosial dan perpecahan internal, perubahan demografi hingga penyebaran agama kristen.

Peradaban Bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus

Antara 3000 dan 2000 SM, di wilayah Sungai Shindu (Indus) tinggallah bangsa – bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah Sungai Eufrat dan Tigris. Sisa – sisa kebudayaan India banyak ditemukan di wilayah Lembah Sungai Indus terutama di seitar kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disekitar wilayah tersebut telah ditemukan sebuah kota yang dinamakan Mohenjodaro. Orang – orang di wilayah terebut memiliki rumah yang berdinding tebal dan bertangga. Penduduk India pada zaman itu menyebutnya sebagai Bangsa Dravida.

Bangsa Dravida awalnya hidup diseluruh India, namun pada perkembangannya mereka berpindah ke selatan membentuk pemerintahan sendiri karena di wilayah utara mereka menjadi orang taklukkan bangsa lain. Bangsa Dravida memiliki perawakan berkulit hitam, berhidung pipih, fisik yang kecil dan berambut keriting.

India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di dunia yang dikenal dengan situsnya di sekitar lembah Sungai Indus. Dari penemuan fosil – fosil, nampak adanya dua tipe penduduk. Pertama merupakan penduduk asli dengan ciri, memiliki kulit gelap, kecil dan pendek, hidung lebar dan pesek dengan bibir tebal. Suku yang kedua adalah suku mediteranian yang memiliki hubungan erat dengan orang – orang masa pradinasti di Mesir, Arab dan Afrika Utara. Ciri fisik suku kedua ini diantaranya memiliki kulit lebih terang, hidung mancung, dan bermata lebar. Orang – orang ini melakukan migrasi karena daerah lembah sungai Indus dianggap sebagai daerah subur yang sangat baik untuk pertanian. Kemudian datanglah Bangsa Arya, bangsa pendatang yang memiliki kemampuan tinggi dalam berperang.

Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno

Romawi kuno menjadi peradaban yang banyak disorot oleh dunia. Apalagi masih banyak peninggalan yang eksis sampai saat ini. Meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang merasa bingung Romawi kuno dimana. Tentunya peradaban ini ada di Semenanjung Italia.

Selain sistem pemerintahan, tentunya kepercayaan yang dianut masyarakat Romawi kuno juga menarik untuk dikulik. Kepercayaan yang dianut Romawi kuno terbagi menjadi dua yakni animisme dan politeisme. Meskipun sekilas mirip, nyatanya keduanya berbeda.

Berdasarkan sumber yang diperoleh dari buku Romawi Kuno Belajar dari Masa Lalu, pada awal berdirinya Romawi kuno, banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap roh atau yang disebut sebagai kepercayaan animisme.

Bahkan animisme menjadi salah satu ciri-ciri peradaban Romawi kuno yang sangat kental. Setidaknya terdapat beberapa roh kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Romawi kuno pada masa itu.

Setelah masyarakat menganut sistem kepercayaan animisme, kemudian mereka berpindah ke politeisme. Masyarakat setempat menjadikan Tuhan sebagai manifestasi kehidupan sekaligus wujud yang mempunyai kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural).

Dewa-dewi bangsa Romawi kuno rupanya juga mirip dengan bangsa Yunani kuno. Perbedaannya hanya terletak di nama-nama saja. Pada umumnya nama-nama dewa Romawi kuno seperti nama planet seperti Jupiter-Zeus, Mars-Ares, Juno-Hera. Minerva-Athena serta Venus-Aphrodite.

Kedatangan Bangsa Arya

Diperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang lalu, Bangsa Arya datang dari wilayah utara India yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran. Bangsa Arya datang ke India melalui jurang – jurang di pegunungan “Hindu Kush“. Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada di Eropa seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta bangsa – bangsa lain di Asia. Mereka tergolong dalam ras Indo Jerman. Kedatangan bangsa Arya pertama kali yaitu ke Sungai Shindu yang saat itu masih subur. Disanalah terjadi pertemuan antara Bangsa Arya dan Dravida selaku penghuni lama Sungai Shindu.

Keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok baik dari warna kulit, fisik, serta kehidupan keseharian. Bangsa Arya memiliki fisik yang sempurna dengan kulit putih, berbadan tegap serta hidung yang melengkung sedikit. Bangsa Arya unggul dalam hal peperangan, hal ini menjadikan Arya mampu menaklukkan Dravida di India. Sedangkan Bangsa Dravida memiliki kulit hitam dengan postur tubuh yang lebih pendek daripada Bangsa Arya. Berkat pertemuan ini terjadi peleburan kebudayaan Dravida dan Arya yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui di masa kini.

Kedatangan bangsa Arya di India sangat dimungkinkan terjadi peperangan. Bangsa Arya adalah bangsa nomaden (pengembara). Mereka hidup dengan beternak sehingga pada perkembangannya mereka sangat menjunjung lembu dan kuda dalam agama Hindu, berbeda dengan Dravida yang mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sekitar Sungai Shindu. Bangsa Arya bisa dikatakan lebih primitif daripada Dravida karena bangsa Arya belum mengenal patung – patung dewa sedangkan Dravida sudah mengenalnya.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Kuno Mohenjodaro dan Harappa